Selalu Bersandar pada Ketentuan Allah Sebelum Pernikahan

Pernikahan adalah salah satu tahap penting dalam kehidupan yang diatur oleh Allah. Sebelum memasuki ikatan suci ini, sangat penting untuk selalu bersandar pada ketentuan Allah. Keberhasilan sebuah pernikahan tidak hanya ditentukan oleh persiapan fisik dan material, tetapi juga oleh keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Allah. Berikut adalah beberapa cara untuk selalu bersandar pada ketentuan Allah sebelum pernikahan.

1. Memperkuat Iman dan Taqwa

Langkah pertama untuk selalu bersandar pada ketentuan Allah adalah dengan memperkuat iman dan taqwa. Tingkatkan ibadah, seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dan berzikir. Dengan memperkuat hubungan dengan Allah, hati akan menjadi lebih tenang dan siap menghadapi segala rintangan yang mungkin muncul sebelum dan sesudah pernikahan.

2. Memohon Petunjuk Melalui Istikharah

Salah satu cara untuk meminta petunjuk dari Allah adalah dengan melakukan shalat istikharah. Istikharah adalah shalat sunnah yang dilakukan untuk memohon petunjuk Allah dalam membuat keputusan penting, termasuk pernikahan. Dengan istikharah, kita menyerahkan segala urusan kepada Allah dan meminta-Nya memberikan yang terbaik.

Dalam istikharah ada nilai kepasrahan yang senantiasa disenandungkan untuk mawas diri bahwa ada yang lebih berhak dari urusan yang kita usahakan yaitu Allah. Mengurangi sifat sombong dan takabur bahwa acara pernikahan akan berjalan sukses, meskipun sudah direncanakan sedemikian rupa.

3. Tawakkal dan Ikhlas

Tawakkal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin. Ikhlas berarti menerima apapun ketentuan Allah dengan lapang dada. Kedua sikap ini sangat penting dalam menghadapi pernikahan. Dengan tawakkal dan ikhlas, akan lebih siap menerima apapun yang terjadi, baik itu kemudahan atau ujian dalam perjalanan pernikahan.

Ikhlas berarti melakukan segala persiapan dan menjalani proses menuju pernikahan dengan niat yang murni, tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan imbalan selain dari Allah. Sikap ini akan membantu calon pengantin untuk lebih fokus pada tujuan utama dari pernikahan itu sendiri, yaitu membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Dalam konteks pernikahan, tawakal berarti menyerahkan segala hasil dan keputusan akhir kepada Allah setelah berusaha sebaik mungkin dalam mempersiapkan diri dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pernikahan. Tawakal memberikan ketenangan hati dan keyakinan bahwa apapun yang terjadi adalah yang terbaik menurut ketentuan-Nya.

4. Menjaga Niat yang Lurus

Niat yang lurus adalah niat yang semata-mata karena Allah. Sebelum menikah, pastikan niat kita adalah untuk mencari ridha Allah dan membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Niat yang lurus akan memandu setiap langkah menuju pernikahan yang diberkahi.

Dengan niat yang lurus insyaaAllah setiap langkah dalam persiapan pernikahan akan bernilai ibadah. Menjadikan setiap kerepotan dalam persiapan pernikahan pahala dan kebaikan. Dan dengannya ada harapan besar memohon pertolongan Allah untuk menjadikan pernikahan ini diberkahi dan menjadi jalan menuju surge.

5. Belajar dan Memahami Ajaran Islam tentang Pernikahan

Penting untuk memahami ajaran Islam tentang pernikahan. Pelajari hak dan kewajiban suami-istri, etika dalam pernikahan, dan bagaimana membangun keluarga yang Islami. Dengan pengetahuan yang baik, dapat menjalani pernikahan sesuai dengan tuntunan agama dan mendapatkan keberkahan dari Allah.

Persiapan pernikahan memang menguras waktu, biaya juga pikiran, maka seringkali kita lupa untuk menambah ilmu dalam proses menuju pernikahan. Padahal ilmu inilah yang justru akan berperan besar dalam pernikahan nantinya. Oleh sebab itu, seyogyanya atur waktu khusus untuk terus belajar ilmu agama di antara persiapan pernikahan. Selain menambah ilmu juga akan menenangkan pikiran karena belajar di majelis seharusnya bisa menjadi stress released yang tepat.

6. Berdoa untuk Kebaikan Pernikahan

Doa adalah senjata orang beriman. Selalu berdoa kepada Allah agar diberikan pasangan yang baik, rumah tangga yang harmonis, dan keturunan yang saleh. Berdoalah dengan tulus, karena doa adalah wujud ketergantungan kita kepada Allah.

7. Mencari Ridha Orang Tua

Ridha orang tua adalah salah satu kunci keberkahan dalam hidup. Sebelum menikah, mintalah restu dan doa dari orang tua. Restu orang tua adalah wujud keberkahan dan doa mereka dapat menjadi perantara terkabulnya doa.

8. Bersabar dan Yakin akan Rencana Allah

Pernikahan adalah salah satu rencana besar dalam hidup yang telah ditetapkan oleh Allah. Bersabar dalam menunggu waktu yang tepat dan yakin bahwa rencana Allah adalah yang terbaik adalah sikap yang harus dijaga. Tidak semua hal berjalan sesuai dengan keinginan kita, tetapi Allah selalu memiliki rencana yang lebih baik.

Jangan kotori hati juga langkah menuju pernikahan dengan tindakan yang melanggar syariat, karena syaithon memang sangat tidak menyukai pernikahan. Maka, akan dihembuskan segala macam cara untuk mengotori proses tersebut, seperti memanfaatkan proses detil pernikahan untuk berduaan padahal belum sah. Selalu waspadai hal-hal ini, dengan melibatkan orang ketiga baik secara tatap muka maupun obrolan dalam chatting. Minta bantuan teman atau perantara misalnya untuk saling bertukar berkas, fitting baju, membicarakan konsep, pengaturan list undangan dan sebagainya.

Selalu bersandar pada ketentuan Allah sebelum pernikahan adalah cara untuk memastikan bahwa langkah yang diambil berada di jalan yang benar. Dengan memperkuat iman, berdoa, berusaha, dan berserah diri kepada Allah, kita akan lebih siap menghadapi pernikahan dengan hati yang tenang dan penuh keyakinan. Ingatlah bahwa pernikahan adalah ibadah dan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah, sehingga menjalaninya dengan niat yang tulus dan penuh keikhlasan akan membawa keberkahan dalam hidup.

Scroll to Top